Monday, December 15, 2008

Kegemukan Timbulkan Disfungsi Seksual?

TIDAK sedikit orang yang mengalami kegemukan mengeluh mengalami masalah seksual, termasuk disfungsi seksual. Tetapi tidak semua orang yang mengalami kegemukan, pasti mengalami masalah itu.

Begitulah pendapat Prof Dr dr Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS, seperti dikutip dalam bukunya "Seks yang Membahagiakan".

"Sejauh mana kegemukan menimbulkan masalah seksual, sangat tergantung kepada apa penyebab kegemukan, sejauh mana kegemukan mengganggu gerakan tubuh, dan sejauh mana terjadi hambatan psikis pada orang yang mengalami kegemukan dan juga pasangannya. Hambatan psikis pada akhirnya dapat mengganggu fungsi seksual," papar Wimpie yang juga Ketua Pusat Studi Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali ini.
.
Wimpie menjelaskan, ada tiga hal yang dapat mengakibatkan disfungsi seksual pada orang yang mengalami kegemukan. Pertama, kegemukan berhubungan erat dengan sejumlah kelainan atau penyakit, yang kemudian dapat berakibat pada disfungsi seksual. Contoh yang sering terjadi ialah penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, dan gangguan hormon.

"Penyakit kencing manis (diabetes) dapat menimbulkan disfungsi seksual, baik pada pria maupun wanita. Pada pria dapat terjadi disfungsi ereksi dan ejakulasi terbalik. Ejakulasi terbalik, yaitu ejakulasi yag terjadi ke arah kandung kencing, sehingga sperma tidak dikeluarkan melainkan masuk ke dalam kandung kencing. Pada wanita, kencing manis dapat mengakibatkan rasa sakit ketika melakukan hubungan seksual, dan hambatan orgasme. Penurunan hormon testosteron yang berkaitan erat dengan terjadinya kegemukan di daerah perut, jelas dapat mengakibatkan disfungsi seksual," paparnya panjang.

Pada tekanan darah tinggi, lanjutnya, disfungsi seksual terjadi sebagai akibat terganggunya aliran darah selain karena efek samping penggunaan obat tertentu yang sebenarnya ditujukan untuk menurunkan tekanan darah. Karena itu, sangat merugikan menggunakan obat tekanan darah tinggi tanpa pengawasan tenaga ahli. Demikian juga dengan penggunaan obat lain, selain obat tekanan darah tinggi. Beberapa obat lain juga dapat menimbulkan disfungsi seksual.

Hal kedua yang mengakibatkan disfungsi seksual pada kegemukan ialah hambatan psikis yang timbul akibat kegemukan. Banyak orang yang mengalami kegemukan merasa malu atau tidak percaya diri karena bentuk tubuhnya yang dianggap lucu atau tidak menarik. Tidak sedikit di antaranya yang mengalami hambatan dalam hubungan sosial dengan orang lain, bahkan ada pula yang sampai mengalami depresi. Hambatan ini pada akhirnya dapat mengakibatkan disfungsi seksual.

"Selain yang bersangkutan sendiri, pasangan orang yang mengalami kegemukan juga mungkin mengalami hambatan psikis karena merasa tidak tertarik dengan bentuk tubuh seperti itu. Akhirnya masalah seksual juga dialami oleh pasangan orang yang mengalami kegemukan itu, sehingga pasangan ini sama-sama mengalami disfungsi seksual," jelasnya.

Menurut Wimpie lagi, pada pria, kegemukan di bagian perut menyebabkan penis seakan-akan tertarik masuk sehingga tampak menjadi lebih pendek. Keadaan ini tidak jarang menyebabkan hambatan psikis sehingga terjadi disfungsi ereksi.

Ketiga, secara fisik kegemukan dapat menggangu pelaksanaan hubungan seksual, yang terutama berhubungan dengan posisi dan gerakan. Dalam hubungan dengan posisi, orang yang kegemukan akan memberikan beban yang berlebihan bagi pasangannya, sekaligus menghambat gerakan, baik bagi yang bersangkutan sendiri maupun bagi pasangannya.

Menurut Wimpie, gangguan akan semakin terasa kalau pasangan itu sama-sama mengalami kegemukan, apalagi di bagian perut. Kalau kedua pihak sama-sama mengalami kegemukan, maka kesulitan mengatur posisi hubungan seksual menjadi semakin bertambah. Bahkan bukan tidak mungkin hubungan seksual tidak dapat dilakukan.

"Gangguan dalam pelaksanaan hubungan seksual mengakibatkan hubungan seksual tidak dapat berlangsung dengan baik, yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakharmonisan dalam kehidupan seksual pasangan itu," tutup Ketua Program Magister Ilmu Kedokteran Reproduki di Universitas Udayana, Bali ini. (Okezone)

No comments:

Post a Comment