Tuesday, December 16, 2008

Konsumsi Obat Pelangsing..!


Oleh: Dr. Marius Widjajarta, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI)

Kasus:
"Saya seorang mahasiswi berusia 22 tahun, memiliki masalah kelebihan berat badan. Berbagai cara alami telah saya coba, seperti olahraga, banyak minum ait putih dan diet, tapi hasilnya nihil. Dua bulan terakhir ini berat badan saya bahkan bertambah 2-3 kg setiap bulannya. Terakhir berat badan saya 60 kg dengan tinggi 158 cm. Kerapkali saya tidak sadar bahwa. berat bertambah setiap bulan dan badan menjadi bengkak akibat kelebihon berat. Atas saran seorang teman, saya mengonsumsi jamu pelangsing tubuh. Sehari setelah saya meminum jamu tersebut, reaksi yang terjadi adalah hilangnya nafsu makan, badan menjadi lemas, dan jantung berdebar-debar. Karena takut akan terjadi sesuatu, akhirnya saya menghentikan minum jamu tersebut. Namun, niat saya untuk menurunkan berat badan masih terus menggebu hingga saat ini. Yang ingin saya tanyakan, dalam mengonsumsi obat atau jamu pelangsing, hal apa saja yang harus diperhatikan agar obat atau jamu yang dikonsunisi cocok untuk saya?"
(Arti, Jakarta)

Jawab:
Bahan Obat

Terpatrinya image di masyarakat bahwa tubuh ideal adalah yang sehat dan langsing, menjadi pemicu untuk melangsingkan badan dengan berbagai cara. Terutama hal ini terjadi pada kaum perempuan.

Sebenarnya banyak faktor yang berpengaruh terhadap kelebihan berat badan atau kegemukan pada seseorang. Di antaranya faktor genetika (bawaan) serta pola dan gaya hidup. Pola dan gaya hidup juga merupakan faktor yang memiliki peran penting dalam terjadinya kegemukan.
Pola dan gaya hidup yang dimaksud di antaranya adalah asupan makanan dan penggunaan energi. Asupan makanan adalah keseimbangan zat-zat makanan yang dikonsumsi dalam tubuh, baik jumlah maupun mutu gizinya. Penggunaan energi merupakan pengeluaran kalori dalam tubuh melalui aktivitas sehari-hari dan olahraga.

Produk pelangsing dengan komposisi tercantum merupakan racikan dari tumbuh-tumbuhan yang mengklaim mampu mengurangi rasa lapar, dapat dicurigai kemungkinan dicampur bahan obat seperti fenfluramin, dietil propion, dan amfetamin. Adanya kemungkinan pencampuran dengan kelompok obat tersebut dapat menimbulkan efek buruk. Misalnya fenfluramin dapat memicu kelainan jantung (penebalan klep dan jantung berdebar, amfetamin bisa menimbulkan adiksi, rasa lelah, pusing, maupun aritmia jantung (kelainan irama jantung).

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menyatakan bahwa tumbuhan tertentu terbukti efektif dalam mengurangi rasa lapar. Upaya melangsingkan tubuh dengan mengonsumsi jamu, obat, atau suplemen pelangsing tubuh tidak selalu memberikan efek yang diinginkan.

Periksa Label

Adanya peredaran produk pelangsing yang tidak memiliki nomor registrasi dari Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan menjadi salah satu indikator kemungkinan penggunaan bahan-bahan yang tidak memberikan khasiat yang diharapkan. Bahkan, mungkin juga memberikan efek fatal bagi tubuh.

Untuk menghindari efek buruk pada tubuh dan kesehatan, sebagai konsumen, sebelum mengonsumsi produk pelangsing, hendaknya Anda meyakini terlebih dahulu keamanan produk tersebut. Caranya adalah dengan melihat nomor registrasi Depkes dan Badan POM pada kemasan atau label, pahami indikasi dan kontraindikasi, cara dan takaran (dosis) penggunaan, serta informasi lainnya.

Dan untuk mengetahui produk pelangsing yang cocok, alangkah baiknya bila Anda berkonsultasi terlebih dahulu pada ahlinya (dokter atau ahli gizi) untuk perencanaan diet dan penggunaan produk pelangsing yang akan dikonsumsi. Hal ini penting juga sebagai langkah antisipasi kemungkinan terjadinya reaksi negatif dari produk pelangsing yang Anda konsumsi (Kompas)

No comments:

Post a Comment