Tuesday, December 16, 2008

Ibu Hamil Berbadan Subur, Nyawa Janin Terancam

Hamil bukan berarti ibu boleh makan "enak" semaunya hingga kegemukan. Studi terbaru menyebutkan bayi yang lahir dari ibu yang kegemukan memiliki risiko kematian lebih tinggi, terutama pada bayi yang dilahirkan prematur.

Hal tersebut terjadi karena pembuluh darah yang menyempit akibat timbunan lemak. Akibatnya pasokan nutrisi ke janin terhambat sehingga ia tidak bisa berkembang optimal. Risiko lainnya adalah janin mengalami hipoksia atau terhambatnya suplai oksigan karena plasenta menyempit karena lemak. Penghambatan ini bisa berakibat fatal, yakni merusak sel-sel otak janin. Kemungkinan lainnya adalah paru-parunya mengalami gangguan berat akibat kadar gula ibu sangat tinggi. Biasanya bayi dengan kondisi tersebut tidak akan bertahan lama setelah dilahirkan.

Studi yang dilakukan Dr Ellen A.Nohr dan timnya dari Denmark, adalah untuk meneliti kaitan antara obesitas saat hamil dan kematian janin, yang difokuskan pada kelahiran prematur akibat pecah ketuban dini (preterm rupture of membrane). Pada wanita yang melahirkan karena kasus pecahnya ketuban dini dan bayi belum cukup besar, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan untuk mematangkan paru-paru bayi agar bisa bertahan hidup jika terpaksa dilahirkan.

Para peneliti berharap hasil penelitian mereka nantinya bisa dijadikan rekomendasi oleh para dokter kandungan dalam menangangi persalinan wanita berbadan subur. Seperti dilaporkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology, kematian bayi yang lahir dari ibu obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang beratnya normal. Angka kematian pada bayi yang lahir prematur dan ibunya berbadan subur bahkan tiga kali lebih tinggi.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya ibu hamil mengetahui pertambahan berat badan yang aman selama hamil. Pertambahan berat badan sampai kehamilan 9 bulan yang dianjurkan bagi kelompok gizi kurang adalah 12,5 kg - 18 kg, kelompok gizi baik sebanyak 11,5 kg - 16 kg, dan bagi kelompok gizi lebih (obesitas) sebanyak 7 - 11,5 kg.

Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah pertambahan berat badan yang berlebihan dalam waktu singkat pada masa akhir kehamilan, karena ini merupakan salah satu petunjuk terjadinya preeklampsia (penyakit darah tinggi dalam kehamilan). Bila pertambahan berat badan ibu kurang, ada kemungkinan berat bayi yang ibu kandung juga kurang atau mengalami pertumbuhan janin terhambat. (Reuters/Kompas)

No comments:

Post a Comment