Monday, April 28, 2008

Dadih, "Strain" Lokal Potensial untuk Probiotik

INDONESIA ternyata memiliki strain lokal probiotik. Pada seminar yang digelar Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT di Bali beberapa waktu lalu yang bertema "Probiotik for Human Health and Immunity" dibahas bagaimana probiotik untuk kesehatan manusia. Tim Balai Pengkajian Teknologi BPPT mempresentasikan hasil penelitian penggunaan strain lokal dadih untuk meningkatkan imunitas tubuh dan menaikkan berat badan anak-anak kurang gizi.

BAKTERI asam laktat probiotik lokal tersebut diisolasi dari dadih-susu fermentasi tradisional asal Sumatera Barat-dengan melibatkan fermentasi spontan susu kerbau mentah dalam tabung bambu. Ternyata susu kerbau ini mengandung bakteri laktat yang berpotensi sebagai probiotik.
Penelitian yang dilakukan Tim Balai Pengkajian Teknologi BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dilakukan setelah mereka mendapat grant dari Riset Unggulan Terpadu Internasional (RUTI) tahap pertama. Tim ini kemudian berpartner dengan Prof Lee Yuan Kun (University of Singapore), Dr Yoshimi Beno dari Jepang, serta pakar probiotik dari Finlandia Prof Seppo Salminen.

Peneliti senior Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT, Dr Ir Ingrid Waspodo MSc, menyatakan, penelitian menggunakan strain lokal dadih ini sudah melalui riset selama tiga tahun. Pertama riset in vitro, kemudian menggunakan hewan (tikus). Di tahun 2004 tim mencobanya pada manusia. Penelitian pertama dilakukan pada 84 anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) yang kurang gizi dari Puskesmas Teluk Naga, Tangerang.

Yang diberikan kepada anak-anak tersebut bukan dadihnya, tetapi bakteri laktat probiotik yang sudah diambil satu strain yang dibuat kering beku, kemudian dimasukkan ke dalam susu UHT. Harga dadih ini sangat murah, satu tabung bambu harganya Rp 2.000.

Anak-anak dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok sebanyak 42 anak. Kelompok pertama adalah kelompok placebo, yang hanya diberi susu UHT 125 ml setiap hari selama tiga bulan. Kelompok yang lainnya diberi susu yang sudah ditambah juga selama tiga bulan. Selama tiga bulan tersebut, mereka dimonitor 13 bidan desa. Selama masa penelitian, ada empat anak yang drop out dan tersisa 80 anak. Yang drop out ini disebabkan sakit atau ada juga yang sebelumnya orangtuanya sudah bersedia anaknya ikut percobaan ini, tetapi kemudian mereka tidak membolehkan anaknya diambil darahnya.

Pada penelitian ini, menurut Ingrid Waspodo, yang dicek parameternya adalah serum darah dan saliva. Dari darahnya yang diuji adalah IGA dan IGG, sedangkan saliva IGA Sacretory. Hasilnya setelah tiga bulan, ternyata anak-anak yang meminum susu yang diberi probiotik berat badannya meningkat lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak yang mengonsumsi susu tanpa diberi probiotik. Selain berat badan bertambah, sistem kekebalan tubuh juga meningkat.

BAKTERI probiotik itu sangat strain spesifik dan target spesifik. Misalnya suatu strain bagus untuk imun, atau ada lagi yang bagus untuk menurunkan kolesterol, atau antikanker. Strain sangat spesifik. "Misalnya disebutkan Lactobacilus acidophilus itu probiotik, tapi tidak semua acidophilus itu probiotik," kata Ingrid. Rencananya, hasil penelitian tim Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT tersebut akan dipatenkan.

Kemudian yang menarik adalah komentar Prof Seppo Salminen bahwa sebenarnya strain lokal kemungkinan besar justru cocok untuk orang Indonesia karena dekat dengan lingkungan kita, mikroba yang dari kita itu ada di alam kita.

Sekarang ini tim Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT juga tengah menguji dadih untuk para lansia di Panti Wreda sebanyak 40 orang. Namun, uji coba tersebut masih berlangsung. "Ini yang coba untuk dikembangkan strain lokal, pertama lebih bisa beradaptasi pada tubuh kita, tidak harus impor dan tidak mahal. Strain lokal ini ternyata bisa menekan bakteri yang tidak diinginkan," ujar Ingrid.

Sekarang yang sedang gencar-gencarnya ditayangkan di televisi adalah prebiotik, yakni yang mendukung pertumbuhan probiotik, biasanya oligosakharida yang tidak mudah dicerna masuk ke dalam usus dan menjadi makanan probiotik. Prebiotik ini banyak di dalam makanan kita, misalnya bawang bombay, umbi-umbian seperti tales, sayur yang mengandung serat, kedelai (susu, tahu atau tempe), dan buah pisang.

Ingrid juga menekankan bahwa bayi sebaiknya disusui oleh ibunya (ASI) supaya terbentuk banyak probiotik di dalam tubuhnya. Komposisi bakteri usus bayi yang minum ASI didominasi oleh Bifidobacterium, sedangkan usus bayi yang diberi susu formula ditempati bakteri laktat dan berbagai bakteri "jahat". Dalam ASI terkandung colostrum, suatu oligosakharida N-acetyl glucosamine yang mendukung pertumbuhan bakteri Bifidobacterium.

Sejak kecil anak-anak harus dibiasakan pola makan sehat dengan mengonsumsi banyak serat, seperti sayuran dan buah-buahan supaya menstimulasi pertumbuhan probiotik. Ingrid menyarankan jika masyarakat hendak mengonsumsi probiotik haruslah mengonsumsi probiotik yang benar yang memang sudah terbukti secara ilmiah.

"Yang kasihan masyarakat jika tidak begitu tahu pengetahuan probiotik. Misalnya, yogurt AB (acidophilus atau Bifodo). Harus dicek, itu benar tidak? Kalau sudah benar, ada ketentuan viabilitasnya. Memang UU Pangan kita belum terlalu ketat. Itu persoalannya," ucap Ingrid Waspodo.

Selain itu juga harus diperhatikan cara penyimpanannya. Misalnya Yakult yang memang produk probiotik bagus, tetapi kalau dijual di tempat penjual rokok yang tidak ditaruh di dalam lemari pendingin atau kotak es, maka bakteri probiotik bisa bertumbuh dan membentuk asam. Lama-lama dia mati dan jumlahnya tidakl agi 10 8 lagi. Jadi, mengonsumsi probiotik pun tidak sembarangan. Namun, dalam makanan sehari-hari kita pun ada prebiotik yang mendukung pertumbuhan probiotik. Itu saja yang perlu diperhatikan. Sudah murah harganya, menyehatkan pula.
sumber : Kompas

No comments:

Post a Comment