Saturday, August 21, 2010

Karsinoid


Karsinoid adalah suatu kanker, biasanya terjadi pada saluran pencernaan, yang bisa menghasilkan sejumlah besar neuropeptida dan amin (kedua zat ini memiliki efek yang menyerupai hormon).
Jika karsinoid menyebar ke hati, akan terjadi kemerahan, kulit kebiruan, kram perut, diare, kerusakan jantung dan gejala lainnya yang merupakan sindroma karsinoid.

Tumor karsinoid menghasilkan sejumlah besar neuropeptida dan amin (zat yang menyerupai hormon) seperti bradikinin, serotonin, histamin dan prostaglandin.
Dalam keadaan normal, zat-zat tersebut mengendalikan fungsi tubuh internal. Jika jumlahnya berlebihan, bisa menyebabkan gejala-gejala sindroma karsinoid.

PENYEBAB
Tumor karsinoid biasanya berasal dari sel-sel pembentuk hormon yang melapisi usus halus (sel-sel enteroendokrin) atau sel-sel lainnya pada saluran pencernaan, pankreas, buah zakar, indung telur atau paru-paru.
Penyebab terbentuknya tumor karsinoid tidak diketahui.

Kanker lainnya (misalnya karsinoma sel gandum pada paru-paru dan karsinoma meduler pada kelenjar tiroid) juga menghasilkan zat-zat yang menyebabkan sindroma karsinoid.

Jika tumor karsinoid terbentuk di saluran pencernaan, maka zat-zat yang menyerupai hormon tersebut dilepaskan ke dalam aliran darah dan langsung mengalir ke dalam hati. Di dalam hati mereka dihancurkan oleh enzim.
Tumor yang telah menyebar ke hati melepaskan zat yang menyerupai hormon ke dalam aliran tanpa diproses terlebih dahulu di hati. Karena itu jika belum menyebar ke hati, tumor karsinoid yang berasal dari saluran pencernaan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Jika sudah menyebar ke hati, maka zat tersebut mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan gejala sindroma karsinoid yang bervariasi, tergantung kepada zat yang dikeluarkan.

Tumor karsinoid pada paru-paru dan indung telur juga menyebabkan gejala-gejala karena zat yang mereka hasilkan tidak melalui hati dan tersebar luas melalui aliran darah.

GEJALA
Kurang dari 10% penderita yang mengalami sindroma karsinoid.
Sebagian besar penderita memiliki gejala yang menyerupai kanker usus, terutama nyeri perut dan perubahan dalam kebiasaan buang air besar sebagai akibat dari adanya penyumbatan.

Gejala awal yang paling banyak ditemukan dari sindroma karsinoid adalah kemerahan kulit yang menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama di kepala dan leher.
Kemerahan ini diduga disebabkan oleh histamin dan bradikinin yang berlebihan, yang menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
Kemerahan sering dipicu oleh emosi, makan atu minum alkohol maupun cairan panas.

Warna kulit bisa berubah secara dramatis, dari pucat menjadi merah lalu menjadi kebiruan (sianosis).
Serotonin yang berlebihan memicu kontraksi otot-otot di sekitar usus, sehingga terjadi diare, kram dan kelainan penyerapan makanan.
Kelainan penyerapan makanan (malabsorbsi) menyebakan malnutrisi (gangguan gizi) dan menyebabkan tinja berlemak yang berbau busuk.

Sindroma karsinoid bisa menyebabkan kerkusakan jantung dan paru-paru.
Terbentuk serat-serat abnormal di dalam jantung (fibrosis endokardial), yang menyebakan kerusakan katup jantung dan gangguan kemampuan memompa jantung.
Serotonin di dalam aliran darah dihancurkan ketika melewati paru-paru (sebelum mencapai bagian kiri jantung), karena itu hampir semua kelainan jantung terjadi di sisi kanan.

Beberapa penderita mengalami wheezing asmatik (bunyi nafas mengi); penderita lainnya mengalami kehilangan gairah seksual dan menjadi impoten.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan CT scan, MRI, endoskopi dan pemeriksaan kimiawi pada air kemih.

Jika diduga suatu tumor karsinoid, maka dilakukan pemeriksaan air kemih untuk mengetahui kadar asam 5-hidroksi indole asetat (5-HIAA), yang merupakan salah satu metabolit serotonin.
3 hari sebelum pemeriksaan, penderita tidak boleh makan makanan yang kaya akan serotonin (misalnya nanas, tomat, plum, alpukat, pisang, terung dan kenari) dan tidak mengkonsumsi obat-obat tertentu (guaifenesin, metokarbamol dan fenotiazin).

Pemeriksaan CT scan atau MRI dilakukan untuk mengetahui penyebaran tumor ke hati.
Kadang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pembedahan eksplorasi untuk menentukan lokasi tumor dan penyebarannya.

Arteriografi diagnostik dan skening radionuklida merupakan teknik terbaru untuk menemukan tumor karsinoid dan penyebarannya.
Penemuan terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar karsinoid memiliki reseptor untuk hormon somatostatin. Karena itu somatostatin radioaktif bisa disuntikkan ke dalam darah dan dengan menggunakan skening nuklir bisa diketahui adanya karsinoid dan penyebarannya. Sekitar 90% kasus dapat dideteksi dengan menggunakan teknik ini.

PENGOBATAN
Jika tumornya terbatas di daerah tertentu (misalnya paru-paru, usus buntu, usus halus atau rektum), maka pengangkatan tumor bisa menyembuhkan penyakit ini.
Jika tumor telah menyebar ke hati, maka pengangkatan tumor tidak dapat menyembuhkan penyakit, hanya bersifat meringankan gejala.

Terapi penyinaran maupun kemoterapi tidak efektif dalam mengobati tumor karsinoid. Tetapi gabungan dari obat kemoterapi tertentu (streptozosin dengan fluorourasil dan kadang doksorubisin ) bisa meringankan gejala.
Okreotid juga bisa meringankan gejala; sedangkan tamoksifen, interferon alfa dan eflornitin bisa menekan pertumbuhan tumor.

Untuk mengendalikan kemerahan, diberikan fenotiazin, simetidin dan fentolamin.
Untuk tumor karsinoid di paru-paru yang disertai kemerahan episodik kadang diberikan prednison.

Diare bisa diatasi dengan kodein, opium tinktur, difenoksilat, siproheptadin atau metisergid.
Untuk mengobati tekanan darah tinggi bisa diberikan berbagai obat anti-hipertensi (misalnya metildopa dan fenoksibenzamin).

No comments:

Post a Comment