Wednesday, August 13, 2008

Jambu Mede

Jambu mede atau jambu monyet berasal dari brazil, tersebar di daerah tropik dan ditemukan pada ketinggian antara 1-1.200 m dpl. Jambu mede akan berbuah lebih baik di daerah beriklim kering dan curah hujan kurang dari 500 mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh di segala macam tanah, asalkan jangan ditanah lempung yang pekat dan tergenang air.

Pohon, tinggi 8-12 m, memiliki cabang dan ranting yang banyak. Batang melengkung, berkayu, bergetah, percabangan mulai dari bagian pangkalnya. Daun tunggal, bertangkai, panjang 4-22,5 cm, lebar 2,5-15 cm. helaian daun berbentuk bulat telur sungsang, tepi rata, pengkal meruncing, ujung membulat dengan lekukan kecil di bagian tengah, pertulangan menyirip, berwarna hijau. Bunga berumah satu memiliki bunga betina dan bunga jantan, tersusun bentuk malai, keluar di ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya buah batu, keras, melengkung.

Tangkai buahnya lama kelamaan akan menggelembung menjadi buah semu yang lunak, seperti buah peer, berwarna kuning, kadang-kadang bernoda merah, rasanya manis agak sepat, banyak mengandung air dan berserat. Biji bulat panjang , melengkung pipih, warnanya coklat tua.

Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan, peralatan rumah tangga, dan kerajinan tangan. Kulit kayu digunakan pada industri batik atau untuk bahan penyamak. Daun muda bisa dimakan sebagai lalap (mentah atau dikukus terlebih dahulu). Buah semu rasanya sepat dan bisa dimakan sebagai rujak, dibuat minuman, anggur dan selai. Jika sudah diolah, harga biji jambu mede cukup mahal, dikenal dengan nama kacang mede.

Kulit bijinya mengandung cashew nut shell liquid (CNSL). Jika cairan tersebut mengenai mulut dapat menimbulkan peradangan. Setelah diolah, CNSL dapat digunakan untuk bahan pelumas, insektisida, pernis, plastik, enten atau okulasi.

Sifat dan Khasiat

Kulit kayu berbau lemah, rasanya kelat dan alam kelamaan menimbulkan rasa tebal di lidah. Khasiatnya sebagai pencahar, astringen dan memacu aktivitas enzim pencernaan (alteratif).

Daun berbau aromatik, rasanya kelat, berkhasiat antiradang dan penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Biji berkhasiat sebagai pelembut kulitdan penghilang nyeri (analgesik). Tangkai daun berfungsi sebagai pengelat daan akar berkhasiat sebagai pencahar (laksatif).

Kandungan Kimia

Kulit kayu mengandung tanin yang cukup banyak, zat samak, asam galat dan ginkol katekin. Daun mengandung tanin-galat, flavonol, asam anakardiol, asam elagat, senyawa fenol, kardol dan metil kardol. Buah mengandung protein, lemak, vitamin (A, B dan C), kalsium, fosfor, besi dan belerang. Percarp mengandung zat samak, asam anakardat dan asam elegat. Biji mengandung 40-50% minyak dan 21% protein protein. Minyak mengandung asam oleat, asam linoleat dan vitamin E. Getah mengandung furtural.

Asam anakardat berkhasiat bakterisidal, fungisidal mematikan cacing dan protozoa.

Bagian yang Digunakan

Bagian yang digunakan adalah kulit kayu, biji, minyak biji, kulit biji, daun mudan dan buah.

Indikasi

Kulit kayu digunakan untuk pengobatan;

Sering buang air kecil (diabetes mellitus)
Kencing manis (diabetes mellitus)
Sembelit
Sariawan, dan
Jerawatan

Biji (nuts) digunakna untuk pengobatan;

Radang mulut rahim (servikitis)
Sakit gigi, radang gusi
Gigitan ular berbisa, dan
Berat badan kurang

Minyak biji digunakan untuk pengobatan;

Ruam kuku, borok, prosiasis
Karacunan makanan
Kulit biji digunakan untuk pengobatan;
kanker kulit
Membersihkan karang gigi

Daun muda digunakan untuk pengobatan;

Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Kencing manis (diabetes mellitus)
Malaria
Rematik
Sariawan dan
Ruam kulit

Cara pemakaian

Untuk obat yang diminum, rebus 10-20 g kulit kayu, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pengobatan luar, giling kulit kayu sampai halus, lalu bubuhkan pada bagian yang terkena gigitan ular berbisa atau clavus (penebalan kulit, biasanya terjadi di telapak tangan dan telapak kaki). Cara lain, giling daun segar sampai halus dan bubuhkan pada luka bakar, lepuh, gigi dan gusi yang sakit. Untuk pengobatan borok, sifilis, lepra, psoriasis, eksim, kulit dan telapak kaki pecah-pecah, rebus, kulit biji yang masih segar sampai airnya mengental, lalu oleskan pada bagian yang luka.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

Ekstrak alkohol daun jambu mede menunjukkan;
Efek hipoglikemik pada tikus albino
Keaktifan antikanker terhadap hepatoma129 pada mencit. (vademikum bahan obat alam. DITJEN POM Depkes RI)

Infusum 10% daun jambu mede menunjukkan;

Efek seperti yang ditimbulkan oleh morfin dan fenotiazin pada tikus albino.

Efek perpanjangan waktu reaksi pada mencit. Efek ini timbul pada dosis 30 ml/kg bb. Kemungkinan besar, keadaan ini diakibatkan oleh zat aktif yang berkhasiat analgetik, seperti morfin atau metamizol (vademikum bahan obat alam, Ditjen POM Depkes RI).

Secara spesifik, infus daun jambu mede dengan takaran 50 cc/kg bb yang diberikan secara intra peritoneal pada tikus putih dapat menghambat conditional avoidance escape response pada 87% binatang percobaan. Di lain pihak, tikus kontrol yang diberi garam faal tidak mengalami hambatan (H. Sardjono O. Santoso, Sulistia Gunawan dan Jati Istiantoro, Bagian Farmakologi FKUI).
Infus daun jambu mede muda mempunyai pengaruh analgesik yang sama kuat dengan parasetamol pada kasus periodontitis akut. Efek samping berupa mual dan pusing (Dewi F., dkk. FKG UI 1992).
.
Contoh Pemakaian
.
Sembelit

Cuci 10g kulit kayu jambu mede sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air selama 20 menit. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali sama banyak.

Kencing manis (Diabetes Mellitus)

Cuci 15g kulit kayu jambu mede sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali masing-masing 1/2 gelas.

Radang Tenggorokan

Cuci 5 buah semu jambu mede sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 4 sendok makan air masak dan 2 sendok makan madu sambil diaduk rata. Peras ramuan tersebut, lalu saring. Gunakan air saringannya untuk berkumur (langsung ditelan), sehari 3 kali, masing-masing 2 sendok makan.

Sariawan

Cuci segenggam daun muda dan sepotong kulit kayu jambu mede sampai bersih, lalu rebus dalam 1 liter air sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin saring dan air saringannya siap untuk diminum. Pengobatan dilakukan sehari 2-3 kali, masing-masing 1 gelas. Air rebusan tersebut juga dapat digunakan untuk berkumur-kumur.

Rematik, Tekan darah tinggi

Iris-iris segenggam daun jambu mede, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Digigit ular berbisa

Gongseng beberapa buah jambu mede yang mengandung biji sampai kulit luarnya menguning untuk menghilangkan racun yang dapat menimbulkan iritasi kulit. Setelah kuning, keluarkan bijinya. Jemur sampai kering, lalu giling sampai halus. Gunakan ramuan ini untuk menabur luka akibat gigitan ular beracun.

Sakit gigi, radang gusi

Gongseng 5 buah kacang mede kering sampai kuning, lalu giling menjadi serbuk. Ambil 1 sendok teh serbuk tersebut, lalu tambahkan 1/4 sendok teh madu. Aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada gigi yang berlubang atau sekitar gusi yang meradang.

Catatan
Secara botani, buah jambu mede yang sebenarnya adalah buah geluknya (nuts), sedangkan buah yang biasanya dirujak adalah tangkai buah yang membengkak dan berdaging. Getah kulit bijinya (pericarp)mengandung kardol yang beracun dan dapat menyebabkan iritasi kulit. Jika seseorang mengeluarkan kacang mede dengan cara menggigit kulit luar bijinya akan terasa panas dan perih karena terjadi iritasi di bibir dan mukosa mulut.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha

No comments:

Post a Comment