Stroke : Kematian sel dan jaringan otak
Stroke adalah suatu kondisi di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Sel-sel otak harus selalu mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Asupan oksigen dan nutrisi akan dibawa oleh darah yang mengalir dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak. Apabila aliran darah atau aliran oksigen dan nutrisi itu terhambat selama beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke.
Bila jatah oksigen terhambat atau terputus 8-10 detik saja akan terjadi gangguan fungsi otak. Bila lebih dari 6-8 menit akan terjadi kerusakan pada sebagian otak yang tak pulih kembali. Semakin lama penghambatan itu terjadi, efeknya akan semakin parah dan semakin sulit untuk dipulihkan.
Oleh sebab itu, tindakan yang cepat dalam mencegah dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan kesembuhan atau pemulihan kesehatan para penderita stroke.
Kasus Stroke Terus Meningkat
Angka kejadian stroke terus meningkat tiap tahunnya. Jangan disepelekan, sebab penyakit ini sudah menjadi pembunuh nomor tiga di Indonesia setelah jantung dan kanker.
Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan hanya menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih produktif. Sekarang ini sekitar 20% penderita stroke berusia antara 18 sampai 45 tahun.
Dilaporkan , setiap tahunnya stroke menyerang sekitar 15 juta orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, lebih kurang lima juta orang pernah mengalami stroke. Sementara di Inggris, terdapat 250 ribu orang hidup dengan kecacatan karena stroke. Di Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang mengalami serangan stroke. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Masyarakat tidak menyadari bahwa angka kematian stroke di Indonesia sangat tinggi, dimana sekitar seperempatnya meninggal dunia. Sementara sisanya mengalami cacat ringan maupun berat.
Salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit pembuluh darah, seperti jantung dan stroke, adalah adanya peningkatan usia harapan hidup, kemajuan di bidang sosial ekonomi, serta perbaikan di bidang pangan, tapi tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Banyak diantara kita yang sejak usia muda dimanjakan dengan gaya hidup sembarangan.
Mengetahui macam-macam stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik (pendarahan).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Penyebab Stroke
Stroke adalah suatu kondisi di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Sel-sel otak harus selalu mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Asupan oksigen dan nutrisi akan dibawa oleh darah yang mengalir dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak. Apabila aliran darah atau aliran oksigen dan nutrisi itu terhambat selama beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke.
Bila jatah oksigen terhambat atau terputus 8-10 detik saja akan terjadi gangguan fungsi otak. Bila lebih dari 6-8 menit akan terjadi kerusakan pada sebagian otak yang tak pulih kembali. Semakin lama penghambatan itu terjadi, efeknya akan semakin parah dan semakin sulit untuk dipulihkan.
Oleh sebab itu, tindakan yang cepat dalam mencegah dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan kesembuhan atau pemulihan kesehatan para penderita stroke.
Kasus Stroke Terus Meningkat
Angka kejadian stroke terus meningkat tiap tahunnya. Jangan disepelekan, sebab penyakit ini sudah menjadi pembunuh nomor tiga di Indonesia setelah jantung dan kanker.
Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan hanya menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih produktif. Sekarang ini sekitar 20% penderita stroke berusia antara 18 sampai 45 tahun.
Dilaporkan , setiap tahunnya stroke menyerang sekitar 15 juta orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, lebih kurang lima juta orang pernah mengalami stroke. Sementara di Inggris, terdapat 250 ribu orang hidup dengan kecacatan karena stroke. Di Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang mengalami serangan stroke. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Masyarakat tidak menyadari bahwa angka kematian stroke di Indonesia sangat tinggi, dimana sekitar seperempatnya meninggal dunia. Sementara sisanya mengalami cacat ringan maupun berat.
Salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit pembuluh darah, seperti jantung dan stroke, adalah adanya peningkatan usia harapan hidup, kemajuan di bidang sosial ekonomi, serta perbaikan di bidang pangan, tapi tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Banyak diantara kita yang sejak usia muda dimanjakan dengan gaya hidup sembarangan.
Mengetahui macam-macam stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik (pendarahan).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Penyebab Stroke
Pada stroke hemorragik (stroke dengan pendarahan) , pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Pada stroke iskemik (stroke tanpa pendarahan), penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
Mengetahui faktor resiko terjadinya stroke
Serangan stroke timbulnya mendadak tanpa peringatan. Namun, sebenarnya ada yang bisa dijadikan tanda yaitu penyakit-penyakit dan kondisi tertentu yang menyebabkan atau memperparah stroke atau disebut dengan faktor risiko stroke.
Penyakit tersebut di atas antara lain Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Keadaan yang dapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa (negro/spanyol), jenis kelamin (pria), kurang olah raga.
Kadar kolesterol yang tinggi (hiperkolesterol) memang merupakan faktor risiko stroke karena memperburuk proses arteriosklerotik, yaitu mempertebal dan merusak dinding pembuluh darah secara berangsur-angsur. Jadi, makanan-makanan yang kaya kolesterol seperti junk food dapat membahayakan dan mempercepat kemungkinan timbulnya stroke.
Radikal bebas yang didapat dari makanan, minuman atau polusi juga dapat menyebabkan timbulnya arteriosklerotik, karena dapat merusak kolesterol atau lemak tubuh sehingga membentuk sumbatan pembuluh darah.
Usia merupakan faktor risiko stroke karena proses penuaan terjadi pada semua organ tubuh termasuk pembuluh darah otak yang menjadi rapuh. Di Indonesia ternyata stroke timbul banyak pada usia di bawah 45 tahun, dimana karir sedang menanjak.
Demikian pula pada usia 45-60 tahun dimana seseorang sedang berada pada puncak karirnya. Jika terkena stroke, penyakit dengan angka presentasi kecacatan terbesar, maka habislah karirnya.
Masyarakat tidak menyadari bahwa angka kematian stroke di Indonesia sangat tinggi, dimana sekitar seperempatnya meninggal dunia.
Gejala umum stroke
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.
Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke berikut:
• Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
• Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
• Penglihatan ganda.
• Pusing.
• Bicara tidak jelas (rero).
• Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
• Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
• Pergerakan yang tidak biasa.
• Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
• Ketidakseimbangan dan terjatuh.
• Pingsan.
Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas.
Mendiagnosa stroke
Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.
Menangani stroke
Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
Harapan Sembuh Pasti Ada
Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.
Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.
Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.
Setelah serangan stroke, perlu dilakukan rehabiltasi sedini mungkin dan upaya pencegahan agar penderita dapat kembali hidup sehat.
Pencegahan dan Rehabilitasi Stroke
Tindakan terbaik untuk mengatasi terjadinya stroke adalah dengan pencegahan, karena pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga, melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan si pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke
Dan bila sudah pernah terkena stroke, perlu juga dilakukan tindakan pencegahan yang sama, agar tidak terjadi stroke berulang.
Pada pasien paska stroke, perlu dilakukan tindakan rehabilasi intensif untuk membantu mengatasi kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak. Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah kontraksi otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama) dan latihan berjalan serta berbicara. Terapi medis dan suportif perlu terus dilakukan agar tercapai kesembuhan yang optimal.
Hydroxygen Plus : Harapan Baru Bagi Stroke
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.
Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).
Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
Harapan Sembuh Pasti Ada
Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masih dapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini penting agar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun ada gejala sisa seperti jalannya pincang atau berbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa disembuhkan.
Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.
Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.
Setelah serangan stroke, perlu dilakukan rehabiltasi sedini mungkin dan upaya pencegahan agar penderita dapat kembali hidup sehat.
Pencegahan dan Rehabilitasi Stroke
Tindakan terbaik untuk mengatasi terjadinya stroke adalah dengan pencegahan, karena pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga, melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan si pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke
Dan bila sudah pernah terkena stroke, perlu juga dilakukan tindakan pencegahan yang sama, agar tidak terjadi stroke berulang.
Pada pasien paska stroke, perlu dilakukan tindakan rehabilasi intensif untuk membantu mengatasi kelumpuhan/kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak. Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah kontraksi otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama) dan latihan berjalan serta berbicara. Terapi medis dan suportif perlu terus dilakukan agar tercapai kesembuhan yang optimal.
Hydroxygen Plus : Harapan Baru Bagi Stroke
Hydroxygen Plus adalah suplemen kesehatan yang telah diketahui banyak pihak dapat membantu menangani masalah stroke.
Hydroxygen Plus dapat menyediakan oksigen secara bertahap kedalam tubuh, dan ini sangat diperlukan untuk membantu mencegah atau menangani paska terjadinya stroke.
Oksigen adalah unsur yang sangat vital bagi otak. Walau berat otak yang hanya 2,5% dari berat badan seluruhnya sebenarnya cukup kecil, namun kebutuhan agar berfungsi normal, otak membutuhkan oksigen hampir mencapai 20% dari kebutuhan badan seluruhnya. Jadi adanya hambatan pengaliran oksigen sedikit saja, dapat menimbulkan gangguan fungsi otak.
Bila jatah oksigen terputus 8-10 detik saja sudah akan membuat gangguan fungsi otak. Bila lebih dari 6-8 menit akan terjadi kerusakan pada sebagian otak yang tak pulih kembali. Semakin lama penghambatan itu terjadi, efeknya akan semakin parah dan semakin sulit untuk dipulihkan. Formulasi Hydroxygen Plus akan melemahkan ikatan molekul air dan menghasilkan oksigen terlarut didalam sel, yang sangat dibutuhkan oleh organ tubuh termasuk organ otak.
Hydroxygen Plus juga berisi lebih dari 78 jenis trace mineral dalam bentuk ionik yang sangat diperlukan untuk membantu memperbaiki hantaran syaraf penderita stroke. Asam amino, enzim metabolik, enzim pencernaan, prebiotik, asam tanaman yang juga terdapat didalam Hydroxygen Plus akan saling bekerjasama agar proses metabolisma tubuh berjalan lancar termasuk didalam melancarkan pesan otak.
Hydroxygen Plus dapat berfungsi sebagai antioksidan yang kuat, yang mampu menetralisir radikal bebas sehingga kesempatan radikal bebas untuk merusak kolesterol menjadi berkurang, dan sumbatanpun menjadi berkurang pula.
Penelitian terakhir menunjukkan Hydroxygen Plus dapat membantu mengurangi plak penyebab penyumbatan pembuluh darah (Loretta P. Mayer Ph.D dari Northern Arizona University).
Disisi lain uji praklinis yang dilakukan Gary J. Shima M.D. dari Health and Longevity Institute, CA membuktikan bahwa Hydroxygen Plus mampu memperbaiki profil lemak darah (memperbaiki level kolesterol), hal ini berarti akan membantu sekali untuk mengurangi resiko penyumbatan yang disebabkan oleh lemak kolesterol.
Hasil kajian empiris, memperlihatkan banyak penderita atau mereka yang mempunyai resiko untuk terkena stroke merasakan manfaat positif setelah menggunakan Hydroxygen Plus.
Hasil yang diharapkan :
1. Peningkatkan jumlah oksigen otak yang sangat diperlukan untuk perbaikan fungsi otak
2. Penurunan sumbatan atau plak, sehingga aliran darah & nutrisi ke otak berjalan baik
3. Suplai nutrisi yang dibutuhkan otak dan hantaran syaraf
4. Perbaikan profil lemak darah, sehingga mengurangi resiko stroke
5. Menambah energi dan sistem imun penderita
Perkiraan pemulihan :
Umumnya dalam 2 minggu perbaikan secara subjektif sudah terlihat nyata. Hasil bisa bervariasi pada tiap penderita.
Bergabunglah bersama mereka yang telah mendapatkan manfaat kesehatan setelah mengkonsumsi Hydroxygen Plus
Info lanjut KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment