BASKARA, 12, tiba-tiba mengeluh kesakitan. Perutnya terasa mual-mual, badannya tak bertenaga disertai suhu badan tinggi. Selera makannya pun hilang. Wajahnya mulai memucat dan berwarna kekuning-kuningan. Ketika buang air kecil, warna urinenya menyerupai air teh. Tentu saja, orang tua Baskara merasa khawatir melihat kondisi anaknya.
Waktu itu, salah satu kakaknya, Efi Efifah--seorang dokter yang baru lulus--melihat kondisi adiknya, langsung membawanya ke rumah sakit. Untuk memastikan penyakit yang diderita, Baskara melakukan tes laboratorium. Hasilnya sangat mengejutkan keluarganya, karena SGOT:1200 dan SGPT:1200, padahal normalnya hanya 20-30. Jadi, Baskara positif menderita hepatitis.
Tapi salah seorang teman Efi memberi cara pengobatan tradisional dengan tanaman herbal. Kendati dokter, Efi berupaya untuk mencoba mengobati adiknya dengan herbal. Pengobatan yang disarankan adalah temulawak. Karena caranya mudah dan sederhana, Efi membuatnya sendiri.
Temulawak yang didapat ia parut dan diperas airnya. Selanjutnya diminum. Apa yang terjadi? Tubuh Baskara mengalami perubahan tidak terduga. Hanya selang satu minggu, kadar SGOT-nya merosot tajam 150.
Perubahan yang dialami Baskara memberi semangat bagi Efi untuk memberi lagi ramuan temulawak. Satu minggu kemudian, perubahan fantasis dirasakan siswa sekolah dasar itu. Akhirnya Baskara memiliki SGOT 20 dan SGPT 30. Dan ia pun benar-benar sembuh dari hepatitis. Dan kini, dr Efi turut mendalami pengobatan herbal di Klinik Karya Sari.
Pakar naturapatis dr Berti P Tore mengatakan hepatitis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus hepatitis. Perkembangbiakan virus itu berada di jaringan hati yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel hati.
''Untuk mengetahui seseorang terkena hepatitis atau tidak, sekarang bisa dengan alat Iridologi. Dengan melihat selaput pelangi mata melalui sebuah alat bisa dilihat bagaimana kondisi hatinya,'' kata ahli Iridologi dari Klinik Karya Sari.
Sementara itu, herbalis dari Klinik Karya Sari, Ir Edwina Rahmayanti MBA mengatakan banyak tanaman yang bisa dijadikan obat untuk hepatitis A, B, C hingga G. Tanaman yang paling umum adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Tanaman lain yang bisa digunakan adalah tanaman cakar ayam, senggugu, sangitan, daun sendok, tapak liman, kumis kucing.
Temulawak yang merupakan famili Zingiberaceae mengandung minyak atsiri dan kurkuminoid. Kurkuminoid sendiri terdiri dari dua jenis senyawa, kurkumin dan desmetoksikurkumin. Senyawa terakhir mengandung khasiat menetralkan racun, meningkatkan sekresi empedu, mencegah perlemakan hati dan berfungsi sebagai antioksidan.
Menurut Edwina, agar pengobatan dengan temulawak lebih baik biasanya dikombinasikan dengan dua atau tiga jenis tanaman. Temulawak bisa dicampur dengan cakar ayam (Selaginella doerderleinii), sambiloto (Andrographis paniculata), dan meniran (Phyllanthus urinaria). ''Sebenarnya ada 30 bahan tanaman obat untuk hepatitis,'' katanya.
Cara pengobatan dua campuran adalah 25 gram temulawak dan 30 gram sambiloto. Selanjutnya, rebus kedua bahan itu dengan 600 cc air atau 2 gelas air. Setelah mendidih dan airnya tinggal separuhnya, ambil air ramuan temulawak dan sambiloto itu. Minumlah air rebusan itu dua kali sehari selama satu minggu. ''Tetapi meminumnya satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan,'' katanya.
Sedangkan untuk hepatitis akut dan menular, bisa menggunakan akar alang-alang (Imperata cylindrica (L) B) kering yang beratnya 60 gram. Lalu alang-alang itu dicuci dan direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Selanjutnya air yang tersisa itu dibagi dua untuk diminum dua kali sehari. Ulangi minum ramuan alang-alang sampai 10 hari
sumber : media-indonesia
Waktu itu, salah satu kakaknya, Efi Efifah--seorang dokter yang baru lulus--melihat kondisi adiknya, langsung membawanya ke rumah sakit. Untuk memastikan penyakit yang diderita, Baskara melakukan tes laboratorium. Hasilnya sangat mengejutkan keluarganya, karena SGOT:1200 dan SGPT:1200, padahal normalnya hanya 20-30. Jadi, Baskara positif menderita hepatitis.
Tapi salah seorang teman Efi memberi cara pengobatan tradisional dengan tanaman herbal. Kendati dokter, Efi berupaya untuk mencoba mengobati adiknya dengan herbal. Pengobatan yang disarankan adalah temulawak. Karena caranya mudah dan sederhana, Efi membuatnya sendiri.
Temulawak yang didapat ia parut dan diperas airnya. Selanjutnya diminum. Apa yang terjadi? Tubuh Baskara mengalami perubahan tidak terduga. Hanya selang satu minggu, kadar SGOT-nya merosot tajam 150.
Perubahan yang dialami Baskara memberi semangat bagi Efi untuk memberi lagi ramuan temulawak. Satu minggu kemudian, perubahan fantasis dirasakan siswa sekolah dasar itu. Akhirnya Baskara memiliki SGOT 20 dan SGPT 30. Dan ia pun benar-benar sembuh dari hepatitis. Dan kini, dr Efi turut mendalami pengobatan herbal di Klinik Karya Sari.
Pakar naturapatis dr Berti P Tore mengatakan hepatitis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan virus hepatitis. Perkembangbiakan virus itu berada di jaringan hati yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel hati.
''Untuk mengetahui seseorang terkena hepatitis atau tidak, sekarang bisa dengan alat Iridologi. Dengan melihat selaput pelangi mata melalui sebuah alat bisa dilihat bagaimana kondisi hatinya,'' kata ahli Iridologi dari Klinik Karya Sari.
Sementara itu, herbalis dari Klinik Karya Sari, Ir Edwina Rahmayanti MBA mengatakan banyak tanaman yang bisa dijadikan obat untuk hepatitis A, B, C hingga G. Tanaman yang paling umum adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Tanaman lain yang bisa digunakan adalah tanaman cakar ayam, senggugu, sangitan, daun sendok, tapak liman, kumis kucing.
Temulawak yang merupakan famili Zingiberaceae mengandung minyak atsiri dan kurkuminoid. Kurkuminoid sendiri terdiri dari dua jenis senyawa, kurkumin dan desmetoksikurkumin. Senyawa terakhir mengandung khasiat menetralkan racun, meningkatkan sekresi empedu, mencegah perlemakan hati dan berfungsi sebagai antioksidan.
Menurut Edwina, agar pengobatan dengan temulawak lebih baik biasanya dikombinasikan dengan dua atau tiga jenis tanaman. Temulawak bisa dicampur dengan cakar ayam (Selaginella doerderleinii), sambiloto (Andrographis paniculata), dan meniran (Phyllanthus urinaria). ''Sebenarnya ada 30 bahan tanaman obat untuk hepatitis,'' katanya.
Cara pengobatan dua campuran adalah 25 gram temulawak dan 30 gram sambiloto. Selanjutnya, rebus kedua bahan itu dengan 600 cc air atau 2 gelas air. Setelah mendidih dan airnya tinggal separuhnya, ambil air ramuan temulawak dan sambiloto itu. Minumlah air rebusan itu dua kali sehari selama satu minggu. ''Tetapi meminumnya satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan,'' katanya.
Sedangkan untuk hepatitis akut dan menular, bisa menggunakan akar alang-alang (Imperata cylindrica (L) B) kering yang beratnya 60 gram. Lalu alang-alang itu dicuci dan direbus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Selanjutnya air yang tersisa itu dibagi dua untuk diminum dua kali sehari. Ulangi minum ramuan alang-alang sampai 10 hari
sumber : media-indonesia
No comments:
Post a Comment