Tuesday, August 12, 2008

Menjaga Kepercayaan Dalam Perkawinan

KEBAHAGIAAN dan kedekatan antara suami dan istri merupakan hal yang didambakan oleh pasangan suami istri. Bahkan mereka berharap bahwa kebahagiaannya itu akan kekal abadi. Namun ada saja badai yang mencoba menghancurkan kebahagiaan itu, tanpa memandang usia dan lamanya perkawinan itu.

Layaknya hidup berumah tangga, perkawinan bukanlah sebuah tempat untuk singgah. Pada awal perkawinan banyak istri yang ditinggal di rumah bersama anak-anaknya, sementara suami sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Sehingga pasangan ini jarang sekali bertemu. Akibatnya sang istri punya perasaan bahwa dirinya sering ditinggalkan oleh suaminya, dan akibatnya ada sementara istri yang "melarikan diri" dengan sering belanja atau keluar rumah.

Dari sini masalah akan muncul. Karena sang istri sering belanja sehingga tidak menutup kemungkinan utang-utang pun akan semakin menumpuk. Tidak heran jika hal seperti ini akan menjadi pemicu bagi pertengkaran mereka. Meskipun mereka berusaha membangun kembali kepercayaan dan melewatinya dengan baik, tetap saja ada sesuatu yang masih menganjal dan membekas di salah satu pihak. Kalau hal seperti ini sudah terjadi, lantas apa yang harus dilakukan?

Memang benar pernyataan yang mengatakan bahwa perkawinan bukanlah suatu tempat untuk singgah. Yang sering menjadi masalah selalu bertumpu pada uang yang menimbulkan ketegangan di berbagai perkawinan. Tidak hanya itu, hilangnya kepercayaan juga akan menjadi masalah tersendiri.

Meskipun Anda mengatakan bahwa suami Anda sanggup mendapatkan kembali kepercayaannya kepada Anda, tapi tetap saja ia sulit untuk mengerti mengenai apa yang telah Anda lakukan dengan belanja secara berlebihan. Dalam hal ini, ada beberapa saran yang akan membantu Anda untuk membangun kembali kepercayaan dan pengertian dalam perkawinan:

1. Coba untuk membicarakan pada suami Anda tentang suatu perasaan yang membuat Anda senang. Diskusikan cara untuk meyakinkan bahwa tekanan kerja dan persoalan lainnya tidak akan membuat Anda salah langkah.

2. Buat waktu yang tepat, mungkin satu atau dua kali dalam seminggu untuk menyampaikan masalah tersebut.

3. Bekerja samalah dengan suami Anda untuk lebih terlibat dalam keadaan keuangan keluarga. Mungkin dalam menyusun anggaran belanja bersama atau juga Anda menemukan jalan untuk menghasilkan pendapatan dan membantu keuangan keluarga. Hal ini akan menolong Anda dalam mengembalikan kepercayaan yang hilang dengan memindahkan beban keuangan dari bahu suami Anda. Juga akan memberikan arti penguatan, pencapaian dan harga diri.

4. Meskipun suami Anda tidak mau pergi untuk konseling, maka tidak menghalangi Anda untuk pergi. Karena konseling dapat memperbaiki cara merasakan diri Anda sendiri dan hal itu juga dapat memperbaiki hubungan Anda. Ingat, harga diri dan rasa percaya diri Anda mempunyai pengaruh terhadap perkawinan Anda.

No comments:

Post a Comment